PENTINGNYA PENDIDIKAN SEKS UNTUK ANAK
Pendidikan seks di negara-negara sekuler menitik beratkan pada perilaku seks yang aman dan sehat dan tak mengajari anak-anak tentang menghindari seks bebas, sehingga tidak bisa mengurangi timbulnya penyakit menular seksual (PMS) dan kehamilan pra nikah
Pendidikan seks adalah perlakuan sadar dan sistematis di sekolah, keluarga dan masyarakat untuk menyampaikan proses perkelaminan menurut agama dan yang sudah diterapkan oleh masyarakat. Intinya pendidikan seks tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama
Pendidikan seks menurut Islam adalah upaya pengajaran dan penerapan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan pada anak, dalam usaha menjaga anak dari kebiasaan yang tidak islami serta menutup segala kemungkinan kearah hubungan seksual terlarang (zina).
SEJAK KAPAN DIBERIKAN ?
Sejak kapan pendidikan seks dapat diberikan? Sesungguhnya tidak ada batasan, menurut sebagian ahli dalam pendidikan seks, pendidikan seks dapat mulai diberikan ketika anak mulai bertanya tentang seks dan kelengkapan jawaban bisa diberikan sesuai dengan seberapa jauh keingintahuan mereka dan tahapan umur sang anak.
Pendidikan seks dapat dimulai sejak dini, karena pendidikan seks tidak hanya mencakup pada pertanyaan dan jawaban belaka.
Contoh teladan, pembiasaan akhlak yang baik, penghargaan terhadap anggota tubuh, menanamkan rasa malu bila aurat terlihat orang lain ataupun malu melihat aurat orang lain dan lain sebaginya juga termasuk pendidikan seks bagi anak-anak perlu ditanamkan dalam diri anak sejak dini, misalnya: Memisahkan tempat tidur antara anak perempuan dan laki-laki pada umur 10 tahun. M Atau mengajarkan mereka meminta izin ketika memasuki kamar orangtuanya. Terutama dalam tiga waktu: sebelum shalat fajar, waktu Zhuhur dan setelah shalat Isya
Pendidikan seks berdasarkan usia sebagai berikut:
Usia 0-5 tahun
* Bantu anak agar merasa nyaman dengan tubuhnya
* Beri sentuhan dan pelukan kepada anak agar mereka merasakan kasih sàyang dari
orangtuanya secara tulus.
* Bantu anak memahami perbedaan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan di
depan umum. Contohnya, saat anak selesai mandi harus mengenakan baju di dalam
kamar mandi atau di kamarnya. Orangtua harus menanamkan bahwa tidak
diperkenankan berlarian usai mandi tanpa busana. Anak harus tahu bahwa ada
hal-hal pribadi dari tubuhnya yang tidak sèmua orang boleh lihat apalagi
menyentuhnya.
* Ajari anak untuk mengetahui perbedaan anatomi tubuh pria dan wanita. Jelaskan
proses tubuh seperti hamil dan melahirkan dalam kalimat sederhana. Dari sini
bisa dijelaskan bagaimana bayi bisa berada dalam kandungan ibu. Tentu saja
harus dilihat perkembangan kognitif anak. Yang penting orangtua tidak
membohongi anak misalnya dengan mengatakan kalau adik datang dari langit atau
dibawa burung. Cobalah memosisikan diri Anda sebagai anak pada usia tersebut.
Cukup beritahu hal-hal yang ingin diketahuinya. Jelaskan dengan contoh yang
terjadi pada binatang.
* Hindari perasaan malu dan bersalah atas bentuk serta fungsi tubuhnya.
* Ajarkan anak untuk mengetahui nama yang benar setiap bagian tubuh dan
fungsinya. Katakan vagina untuk alat kelamin wanita dan penis untuk alat
kelamin pria ketimbang mengatakan burung atau yang lainnya.
* Bantu anak memahami konsep pribadi dan ajarkan mereka kalau pembicaraan soal
seks adalah pribadi.
* Beri dukungan dan suasana kondusif agar anak mau datang kepada orangtua untuk
bertanya soal seks
Usia 6-9 tahun
* Tetap menginformasikan masalah seks kepada anak, meski tidak ditanya.
* Jelaskan bahwa setiap keluarga mempunyai nilai-nilai sendiri yang patut
dihargai. Seperti nilai untuk menjaga diri sebagai perempuan atau laki-laki
serta menghargai lawan jenisnya.
* Berikan informasi mendasar tentang permasalahan seksual
* Beritahukan kepada anak perubahan yang akan terjadi saat mereka menginjak masa
pubertas.
Usia 10-12 tahun
* Bantu anak memahami masa pubertas.
* Berikan penjelasan soal menstruasi bagi anak perempuan serta mimpi basah bagi
anak laki-laki sebelum mereka mengalaminya. Dengan begitu anak sudah diberi
persiapan tentang perubahan yang bakal terjadi pada dirinya.
* Hargai privasi anak.
* Dukung anak untuk melakukan komunikasi terbuka.
* Tekankan kepada anak bahwa proses kematangan seksual setiap individu itu
berbeda-beda. Bantu anak untuk memahami bahwa meskipun secara fisik ia sudah
dewasa, aspek kognitif dan emosionalnya belum dewasa untuk berhubungan intim.
* Beri pemahaman kepada anak bahwa banyak cara untuk mengekspresikan cinta dan
kasih sayang tanpa perlu berhubungan intim.
* Diskusi terbuka dengan anak tentang alat kontrasepsi. Katakan bahwa alat
kontrasepsi berguna bagi pasangan suami istri untuk mengatur atau menjarangkan
kelahiran.
* Diskusikan tentang perasaan emosional dan seksual.
Usia 13-15 tahun
* Ajarkan tentang nilai keluarga dan agama.
* Ungkapkan kepada anak kalau ada beragam cara untuk mengekspresikan cinta.
* Diskusikan dengan anak tentang faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
sebelum melakukan hubungan seks.
Usia 16-18 tahun
* Dukung anak untuk mengambil keputusan sambill memberi informasi berdasarkan
apa seharusnya ia mengambil keputusan itu.
* Diskusikan dengan anak tentang perilaku seks yang tidak sehat dan ilegal.
* Ajari dan beri informasi penyakit akibat hubungan seksual.
Langganan:
Postingan (Atom)