Assalamualaikum Warohmatulah Wabarokatuh
Yang terhormat, kepala sekolah SD Negeri Karang Mekar Mandiri 2
ketua panitia Hari Kartini,
guru-guru SD N. Karang Mekar Mandiri 2
dan rekan-rekanku sekalian yang saya cintai.
Pada pagi hari ini, kita dikumpulkan di tempat ini dengan satu tujuan yaitu memperingati Raden Ajeng Kartini, yang tepat ...... tahun yang lalu menuntaskan perjuangannya untuk mewujudkan kesetaraan gender.
Pada hari ini, kita, bangsa Indonesia memperingati tonggak kesetaraan gender. Dimana kita dapat merefleksikan kembali apa yang telah dilakukan Kartini pada jamannya untuk memperjuangkan apa yang kita kenal masa kini dengan sebutan emansipasi wanita.
Banyak hal yang dapat kita teladan dari sosok Kartini. Dia beruntung pada jamannya, memiliki pemikiran yang modern. Tak seperti wanita jawa yang berbuat ‘seharusnya’ pada jaman itu, dirinya memiliki cita-cita mulia yang mungkin tak terpikir oleh dirinya sendiri, yaitu mewujudkan emansipasi wanita. Emansipasi yang berarti kesetaraan, begitu melekat pada namanya di masa kini.
Di saat wanita-wanita Jawa bekerja di dapur, dipingit, dan hanya menunggu lamaran seorang pria, Kartini dengan super EQ dan IQnya belajar dan belajar. Pendidikannya yang hanya tamat E.L.S, setingkat sekolah dasar tidak menjadikannya hanya mengerti yang diajarkan di E.L.S saja. Kecerdasannya mampu menguasai seni dan ilmu pengetahuan yang luar biasa bagi wanita Jawa di jaman itu. Diantaranya melukis, bermain piano, membaca buku apapun, mempelajari bahasa Belanda dan Perancis, berlagu, hingga mempromosikan kerajinan daerah.
Di saat wanita-wanita Jawa bekerja di dapur, dipingit, dan hanya menunggu lamaran seorang pria, Kartini dengan super EQ dan IQ-nya belajar dan belajar.
Dari kehidupan Kartini, kita dapat meneladani 3 poin utama. Yaitu kreativitas, kepedulian, dan keuletan belajar. Kreativitas karena Kartini menulis, jaman dahulu, seorang muda pribumi hanya segelintir yang menulis surat pada teman-teman berbeda benua. Kepedulian, karena pemikiran Kartini yang sangat kritis akan budaya Jawa yang terlalu mengekang kaum wanita untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan kaum pria. Keuletan belajar, karena Kartini dapat menguasai bahasa Belanda dan juga belajar bahasa Perancis, begitu pula dengan kemampuannya bermain piano, ia dapatkan dari belajar.
Dari peringatan hari Kartini ini, saya harapkan kita, Bangsa Indonesia tanpa membedakan gender, berusaha menerapkan 3 teladan kartini yang sudah saya jabarkan tadi. Yaitu kreativitas, kepedulian, dan keuletan belajar.
Akhirnya saya meminta maaf bila ada salah kata yang kurang berkenan di hati anda sekalian. Sekaligus saya ucapkan terimakasih atas perhatiannya.
Yang terhormat, kepala sekolah SD Negeri Karang Mekar Mandiri 2
ketua panitia Hari Kartini,
guru-guru SD N. Karang Mekar Mandiri 2
dan rekan-rekanku sekalian yang saya cintai.
Pada pagi hari ini, kita dikumpulkan di tempat ini dengan satu tujuan yaitu memperingati Raden Ajeng Kartini, yang tepat ...... tahun yang lalu menuntaskan perjuangannya untuk mewujudkan kesetaraan gender.
Pada hari ini, kita, bangsa Indonesia memperingati tonggak kesetaraan gender. Dimana kita dapat merefleksikan kembali apa yang telah dilakukan Kartini pada jamannya untuk memperjuangkan apa yang kita kenal masa kini dengan sebutan emansipasi wanita.
Banyak hal yang dapat kita teladan dari sosok Kartini. Dia beruntung pada jamannya, memiliki pemikiran yang modern. Tak seperti wanita jawa yang berbuat ‘seharusnya’ pada jaman itu, dirinya memiliki cita-cita mulia yang mungkin tak terpikir oleh dirinya sendiri, yaitu mewujudkan emansipasi wanita. Emansipasi yang berarti kesetaraan, begitu melekat pada namanya di masa kini.
Di saat wanita-wanita Jawa bekerja di dapur, dipingit, dan hanya menunggu lamaran seorang pria, Kartini dengan super EQ dan IQnya belajar dan belajar. Pendidikannya yang hanya tamat E.L.S, setingkat sekolah dasar tidak menjadikannya hanya mengerti yang diajarkan di E.L.S saja. Kecerdasannya mampu menguasai seni dan ilmu pengetahuan yang luar biasa bagi wanita Jawa di jaman itu. Diantaranya melukis, bermain piano, membaca buku apapun, mempelajari bahasa Belanda dan Perancis, berlagu, hingga mempromosikan kerajinan daerah.
Di saat wanita-wanita Jawa bekerja di dapur, dipingit, dan hanya menunggu lamaran seorang pria, Kartini dengan super EQ dan IQ-nya belajar dan belajar.
Dari kehidupan Kartini, kita dapat meneladani 3 poin utama. Yaitu kreativitas, kepedulian, dan keuletan belajar. Kreativitas karena Kartini menulis, jaman dahulu, seorang muda pribumi hanya segelintir yang menulis surat pada teman-teman berbeda benua. Kepedulian, karena pemikiran Kartini yang sangat kritis akan budaya Jawa yang terlalu mengekang kaum wanita untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan kaum pria. Keuletan belajar, karena Kartini dapat menguasai bahasa Belanda dan juga belajar bahasa Perancis, begitu pula dengan kemampuannya bermain piano, ia dapatkan dari belajar.
Dari peringatan hari Kartini ini, saya harapkan kita, Bangsa Indonesia tanpa membedakan gender, berusaha menerapkan 3 teladan kartini yang sudah saya jabarkan tadi. Yaitu kreativitas, kepedulian, dan keuletan belajar.
Akhirnya saya meminta maaf bila ada salah kata yang kurang berkenan di hati anda sekalian. Sekaligus saya ucapkan terimakasih atas perhatiannya.